28 February 2007
Musibah : Ustano Basa Pagaruyuang Ludes Dalam Satu Jam
Posting berikut dikutip dari harian Kompas, Rabu, 28 Februari 2007, halaman 15.

Photobucket - Video and Image HostingHujan deras disertai petir menyambar sekitar pukul 19.00 di Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya, Provinsi Sumatra Barat. Peristiwa itu menyebabkan Ustano Basa Pagaruyuang, yang menjadi (salah satu) tujuan wisata utama ke Ranah Minangkabau, terbakar ludes dalam waktu satu jam.

"Petir menyambar bagian atap gonjong lantai tiga. Walau hujan mengguyur, tapi api menyebar cepat dan menghabiskan bangunan beserta isinya," kata budayawan Wisran Hadi, yang dihubungi dari Jakarta, Selasa (27/2) tengah malam.

Ustano Basa Pagaruyuang dibangun karena Ustano Si Linduang Bulan, tempat Kerajaan Pagaruyuang, terbakar tahun 1804, dan setelah dibangun terbakar lagi tahun 1961. Lalu tahun 1975 ada keinginan Pemerintah Provinsi Smbar yang didukung pemerintah pusat untuk membangun kembali Ustano (Istana) yang terbakar, tapi tak boleh dijadikan tempat tinggal. Pihak keluarga istana menyerahkan tanah ulayat ahli waris Daulat Yang Dipertuan Raya Pagaruyuang di Padang Siminyak, Jorong Balai, Jango Kenagarian Pagaruyuang, Kabupaten Tanah Datar. Di situlah dibangun Ustano yang terbakar Selasa malam.

(Untunglah) "Tak ada barang bernilai sejarah di situ," kata Puti Raudha Thaib, ahli waris Kerajaan Pagaruyuang. (NAL)

==========================

Istano Basa Pagaruyuang (gambarnya dijadikan pic banner blog ini) memang di lokasinya, terletak paling tinggi dibanding gedung/rumah-rumah lain. Lingkungan Istana tersebut sangat luas dan karena letaknya tinggi, pengunjung dapat meihat pemandangan-pemandangan indah di sekitar Istana.

Di Istana ini pula, Taufik Kiemas, suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, pada tanggal 21 Desember 2003 dalam prosesi adat Minangkabau, dikukuhkan sebagai penghulu suku Sikumbang dengan gelar sako: Datuak Basa Batuah. Sementara itu, mantan Presiden Megawati, sebagai istri orang Minang, diberikan gelar kehormatan sangsako: Bundo Kanduang, yaitu Puti Reno Nilam.

Salah satu keunikan layanan bagi turis di Istana ini adalah kesempatan untuk berfoto dengan mengenakan asesoris dan pakaian adat Minangkabau (termasuk busana penganten Minang), lengkap dengan pelaminannya. Tiap tahun, ribuan turis lokal dan mancanegara mengunjungi Istana ini. Semoga akan ada tindak lanjut dari instansi terkait untuk merenovasi Istana bersejarah yang sering menjadi maskot ranah Minangkabau tersebut.

Labels:

 
posted by Hannie at 9:09 AM | Permalink | 1 comments